Sabtu, 26 Desember 2015

Perbandingan Penduduk Indonesia dan Dunia Serta Permasalahannya

Description: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fa/Flag_of_the_People%27s_Republic_of_China.svg/23px-Flag_of_the_People%27s_Republic_of_China.svg.png

Dinamika Penduduk dan Unsur-Unsurnya
Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk. Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus pertama sampai dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan yang terakhir 2000. Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan waktu pelaksanaan sensus di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.
Perbandingan jumlah, kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk Indonesia dengan beberapa negara lain :
1. Indonesia dengan Negara ASEAN
Jumlah penduduk : Indonesia menempati urutan ke-1 di ASEAN
Kepadatan penduduk : Indonesia berada pada urutan ke-5, yaitu 114 jiwa per km2, Singapura memiliki kepadatan penduduk paling tinggi dan Brunei Darussalam memiliki kepadatan penduduk terendah
Pada tahun 2015, laju perumbuhan penduduk Indonesia menempati urutan ke-6 (1,45% per tahun), setelah Laos (2,3% per tahun) Filipina (2,0% per tahun) Malaysia (1,80% per tahun), Brunei Darussalam (1,9% per tahun), Kamboja (1,8% per tahun) serta Singapura dan Thailand (0,8% per tahun
2. Indonesia dengan Negara-negara di Dunia
Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 (255 juta jiwa), setelah Cina (1,373 milyar jiwa), India (1,282 milyar jiwa) dan Amerika Serkat (322 juta jiwa) pada tahun 2015.
Pertumbuhan penduduk di negara-negara Afrika dan Timur Tengah umumnya masih sangat tinggi dan berada di atas Indonesia serta negara Amerika Serikat, Eropa dan Rusia umumnya sangat kecil
 Tabel Daftar Negara dan Wilayah Dependensi menurut Jumlah Penduduk

Peringkat
Negara (atau wilayah dependen)
Jumlah
penduduk
Tanggal
% penduduk
dunia
Sumber
1
1.373.980.000
Desember 28, 2015
18.8%
2
1.282.160.000
Desember 28, 2015
17.6%
3
322.526.000
Desember 28, 2015
4.42%
4
255,461,700
1 Juli 2015
3.5%
5
205.401.000
Desember 28, 2015
2.82%
6
188,925,000
1 Juli 2015
2.59%
7
182,202,000
1 Juli 2015
2.5%
8
159.612.000
Desember 28, 2015
2.19%
9
146.481.880
Desember 28, 2015
2.01%
10
126,890,000
1 Oktober 2015
1.74%

Perlu /Tidak Indonesia Melakukan Program KB ?

Menurut pendapat  Ida Rafidah dan Arief Wibowo sebagai anggota Departemen Biostatistika dan Kependudukan ada beberapa cara untuk mengatasi laju pertumbuhan penduduk.yaitu salah satunya adalah Program Keluarga Berencana(KB).

Tujuan umum adanya program kelurga berencana Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Tujuan khusus program keluarga berencana yaitu meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi, menurunnya jumlah angka kelahiran bayi,meningkatnya kesehatan  dan kesejahteraan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.Jadi dengan adanya program kb maka akan mengurangi pertumbuhan penduduk sehingga pengangguran berkurang dan taraf kesejahteraan masyarakat Indonesia dapat meningkat .

Permasalahan  Kependudukan
permasalahan kependudukan di Indonesia salah satu masalah yang harus dihadapi Negara Indonesia, bukan tidak mungkin angka kelahiran setiap tahunnya akan terus meningkat,dan pemerintah pun akan kesulitan untuk mensejahterakan rakyatnya, karena dari tahun ke tahun jumlah penduduk indonesia terus meningkat dan anggaran untuk membantu masyarakat menengah kebawah juga ikut meningkat.kebutuhan pokok semakin lama semakin sedikit dan lowongan pekerjaan yang terbatas.
Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain:
1. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
 Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke-4 terbesar di dunia setelah China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 255,461,700 ( www.bps.go.id ). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.Selain itu yang terpenting terkait dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya. Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama demi keseimbangan alam.
Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencanaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.
2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia.Apabila tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak negatif bagi kelangsungan umat manusia Indonesia
3. Persebaran Penduduk Tidak Merata
 Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.


REFERENSI



Minggu, 08 November 2015

Latar Belakang Peristiwa 20 Mei 1998


Latar Belakang Peristiwa Mei 1998 Peristiwa Mei 1998
Peristiwa Mei 1998 yang merupakan suatu gerakan reformasi di Indonesia ini dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, baik politik, sosial, dan ekonomi. Dari faktor politik, dipicu oleh pengangkatan kembali Soeharto menjadi Presiden RI setelah hasil pemilu 1997 menunjukkan bahwa Golkar sebagai pemenang mutlak. Hal ini berarti dukungan mutlak kepada Soeharto makin besar untuk menjadi presiden lagi di Indonesia dalam sidang MPR 1998. Terpilihnya kembali Soeharto menjadi Presiden RI kemudian Ia membentuk Kabinet Pembangunan VII yang penuh dengan ciri nepotisme dan kolusi.  
Dari faktor ekonomi, Indonesia merupakan salah satu Negara yang terkena dampak dari krisis moneter dunia yang berakibat pada merosotnya nilai rupiah secara drastis. Hal ini diperparah dengan utang luar negeri Indonesia yang semakin memburuk. Keadaan semakin kacau karena terjadinya ketidakstabilan harga harga bahan pokok, termasuk minyak. Kenaikan harga minyak sendiri kemudian berpengaruh pada kenaikan tarif angkutan umum.
 Dari faktor sosial, banyak terjadinya konflik­konflik sosial diberbagai daerah di Indonesia. Selain itu, krisis ekonomi yang berkepanjangan berdampak pada rakyat yang banyak mengalami kelaparan. Hal ini berakibat pada hilangnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah. Ini berarti bahwa krisis ekonomi yang melanda Indonesia mendorong hancurnya kredibilitas pemerintah Orde Baru dimata rakyat.
 Secara garis besar, kronologi gerakan reformasi ini diawali dengan adanya sidang Umum MPR (Maret 1998) memilih Suharto dan B.J. Habibie sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk masa jabatan 1998­2003. Presiden Suharto kemudian membentuk dan melantik Kabinet Pembangunan VII. Kabinet yang sarat akan kolusi dan nepotisme ini kemudian membuat mahasiswa bergerak. Ditambah dengan terjadinya krisis moneter, maka pada bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak menggelar demonstrasi dan aksi keprihatinan yang menuntut penurunan harga barang­barang kebutuhan (sembako), penghapusan KKN, dan mundurnya Suharto dari kursi kepresidenan.
Pada tanggal 12 Mei 1998, dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti Jakarta telah terjadi bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan empat orang mahasiswa (Elang Mulia Lesmana, Hery Hartanto, Hafidhin A. Royan, dan Hendriawan Sie) tertembak hingga tewas dan puluhan mahasiswa lainnya mengalami luka­luka. Kematian empat mahasiswa tersebut mengobarkan semangat para mahasiswa dan kalangan kampus untuk menggelar demonstrasi secara besarbesaran.
 Hal ini berlanjut pada tanggal 13­14 Mei 1998, di Jakarta dan sekitarnya terjadi kerusuhan massal dan penjarahan sehingga kegiatan masyarakat mengalami kelumpuhan. Dalam peristiwa itu, puluhan toko dibakar dan isinya dijarah, bahkan ratusan orang mati terbakar. Pada tanggal 19 Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya berhasil menduduki gedung MPR/DPR.
Melihat aksi­aksi tersebut, akhirnya pada tanggal 19 Mei 1998, Harmoko sebagai pimpinan MPR/DPR mengeluarkan pernyataan berisi ‘anjuran agar Presiden Suharto mengundurkan diri’. Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Suharto mengundang tokoh­tokoh agama dan tokoh­tokoh masyarakat untuk dimintai pertimbangan dalam rangka membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden Suharto.
Dan puncaknya, pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 di Istana Negara, Presiden Suharto meletakkan jabatannya sebagai Presiden RI di hadapan Ketua dan beberapa anggota Mahkamah Agung. Berdasarkan pasal 8 UUD 1945, kemudian Suharto menyerahkan jabatannya kepada Wakil Presiden B.J. Habibie sebagai Presiden RI. Pada waktu itu juga B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden RI oleh Ketua MA.
Dampak yang ditimbulkan dari peristiwa ini tentu saja adalah turunnya Soeharto dari kursi Presiden. Selain berdampak pada turunnya Soeharto dari kursi Kepresidenan, peristiwa Mei 1998 ini juga berdampak pada:
a. Banyak yang hilang pekerjaan akibat tempat­tepat bekerja dirusak ataupun di bakar
b. Kerugian materil yang tidak dapat dihitung lagi.
c. Banyak korban yang menderita fisik dan psikis, apalagi korban dari tindak kekerasan seksual.
Permasalahan ekonomi yang berkepanjangan sejak Tahun 1997, membuat Indonesia mengalami krisis. Terjadi PHK di mana­mana, banyaknya pengangguran dan harga BBM dinaikkan membuat keadaan semakin memburuk. Aksi­aksi mahasiswa yang telah bergulir sejak awal 1998 semakin marak dan menular ke banyak kampus di seluruh Indonesia. Aksi mahasiswa yang terjadi sepanjang Mei 1998 menemukan momentumnya pada tanggal 12 Mei 1998 di kampus Universitas Trisakti di Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta. Peristiwa ini telah merenggut nyawa empat orang mahasiswa Trisakti akibat tembakan peluru tajam oleh aparat kepolisian.
Kerusuhan Mei 1998 terjadi pada tanggal13­15. Ketiadaannya aparat membuat kerusuhan Mei 1998 ini mencapai klimaksnya pada 14 Mei 1998. Perspektif Politik terjadinya Kerusuhan Mei 1998 tidak lepas dari aspek politik yang terjadi saat itu. Isu rivalitas antara Wiranto dan Prabowo menjadi pembicaraan kalangan elite khususnya elite tentara sejak awal 1998. Sebagian pegamat menganalisa bahwa “konflik” yang terjadi antara Wiranto dan Prabowo sengaja diciptakan Soeharto agar terjadi keseimbangan sehingga tidak ada yang terlalu dominan.
 Kasus yang memukul Prabowo menjelang Mei 1998 adalah penculikan aktivis mahasiswa. Kasus penculikan tidak dapat dipisahkan dari situasi keamanan, khususnya di ibukota, pada akhir 1997 dan Januari 1998. Dengan munculnya kasus penculikan, posisi Wiranto menjadi di atas angin. Ia berhasil menampilkan diri sebagai figure demokrat dan seolah­olah berpegang pada hukum. Prabowo mengakui adanya sembilan orang yang ditangkap anggota Tim Mawar. Semuanya telah dilepaskan dengan selamat dan mereka yang masih hilang bukanlah tanggung jawabnya. Artinya, memang ada pihak­pihak lain di luar Prabowo yang ikut menangkap para aktivis. Rivalitas antara Prabowo dan Wiranto jelas mewarnai politik internal di ABRI menjelang Insiden Trisakti dan huru­hara Mei 1998.
 Kepentingan­kepentingan golongan saat kerusuhan Mei 1998 dapat kita lihat dari beberapa petinggi negara yang melakukan suatu tindakan yang menurutnya itu merupakan suatu pengamanan. Penculikan ini merupakan kerja politik yang kuat untuk mempertahankan kekuasaan melalui keunggulan monopoli alat­alat kekerasan, dengan kata lain kasus penculikan merupakan operasi intelejen dari sebuah desain politik untuk mengamankan kepentingan status quo kekuasaan.
 Saat terjadinya kerusuhan pun Pangab Wiranto pergi ke Malang pada 14 Mei 1998 dengan membawa banyak jenderal sedangkan saat itu situasi di Jakarta sedang darurat dan tidak ada pengamanan satupun dari Brimob, pasukan Brimob ditarik dan Kostrad yang diturunkan ke lapangan untuk pengamanan. Karena saat itu komando masalah keamanan adalah Mabes ABRI yang membawahi POLRI dan TNI.
Disengaja atau tidak tetapi itu yang terjadi pada saat huru­hara berlangsung. Hubungan Militer dan Sipil saat itu berlangsung baik. Tetapi pada saat itu sipil yang dianggap pro demokrasi dan menginginkan perubahan membuat para petinggi menganggap orang sipil menentang penguas rezim ORBA. Masa pemerintahan ORBA juga dikenal sebagai pemerintahan yang militeristik. Dimana dalam setiap mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat, pemerintahan selalu menggunakan militer untuk mengatasi masalah yang sering kali menggunakan cara yang bersifat represif. Pelanggaran HAM dapat dilakukan terang­terangan dimanapun oleh alat negara tanpa adanya proses hukum.
Awal 1998 saat pemerintahan Orba berlangsung terjadi krisis. Krisis yang tidak mampu diatasi oleh pemerintah saat itu membuat rakyat melakukan tindakan kejahatan di mana­mana. Aksi masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa mulai terjadi dimanamana. Aksi dilakukan untuk menuntut mundur Soeharto karena dinilai telah gagal dalam mengatasi masalah krisis Indonesia. Soeharto memerintahkan militer untuk menghalang aksi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat. Bahkan militer tidak segan­segan melakukan tindakan represif yang berujung pada kematian di kalangan demonstran. Situasi ini membuat Soeharto mengundurkan diri sebagai Presiden saat itu.
Referensi:

www.sejarahakademika.blogspot.com/2013/11/peristiwa-mei-1998-sebagai-tonggak.html

Selasa, 03 November 2015

LATAR BELAKANG SUMPAH PEMUDA


Latar belakang Pemuda dan Sumpah pemuda dapat kita lihat dari penjajahan yang dilakukan bangsa lain terhadap indonesia. Kegagalan Indonesia menghalau bangsa lain yang disebabkan sifat masyarakat Indonesia pada saat itu masih kedaerahan lah yang membuat para pemuda Indonesia memcetuskan Sumpah Pemuda 1928.
LATAR BELAKANG PEMUDA
Awal perjuangan para pemuda Indonesia memprakarsai Sumpah pemuda 1928 adalah berdirinya Budi Utomo. Pada saat itu bangsa Indonesia khususnya pemuda Indonesia mulai bangkit. Akibat berdirinya Budi Utomo adalah memunculkan organsisasi baru seperti Tri Koro Darmo, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Betawi, Jong Minahasa, Sekar Rukun, dan Pemuda Timor. Pemuda- pemuda di daerah sangat bersemangat untuk berjuang, namun pada saat itu mereka masih berjuang untuk daerah mereka sendiri-sendiri.
Organisasi-organisasi itu gencar melakukan pengumandangan persatuan bangsa, khususnya organisasi Perhimpunan Indonesia (PI). PI adalah organisasi permuda yang terdiri atas pemuda dari berbagai suku yang ada di belanda. Para pemuda kemudia bersatu dan menjadi satu bangsa Indonesia tanpa memikirkan sifat kedaerahan lagi.
LATAR BELAKANG SUMPAH PEMUDA

           Sejarah Sumpah Pemuda ,yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta), Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".

Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik, dimana pada tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Karenanya, sudah menjadi sebuah keharusan bagi seluruh rakyat Indonesia memperingati 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran bangsa Indonesia ini adalah bukti dari perjuangan rakyat Indonesia yang selama ratusan tahun tertindas di bawah kekuasaan kolonialis pada masa itu, kondisi seperti inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada waktu itu membulatkan tekad untuk mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia. Tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaan, pada 17 Agustus 1945.

Kongres Pemuda Indonesia ke-II
Gagasan penyelenggaraan Kongres Sumpah Pemuda ke-II berasal dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), dimana sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan para pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan di bagi menjadi tiga kali rapat.

Rapat pertama
Dilaksanakan pada Sabtu 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam setiap sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan kaitan persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan.

Rapat kedua
Dilaksanakan pada Minggu, 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, serta juga harus ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus di didik secara demokratis.

Rapat ketiga
Pada rapat penutup di Gedung Indonesische Clugebouw yang di jalan Kramat raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak dapat dipisahkan dari gerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Para peserta dalam Kongres Sumpah Pemuda ke-II berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu. Seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamietan Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dan lain sebagainya. Diantara mereka hadir pula beberapa pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie. Namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiam hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Basweden, pemuda keturunan Arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda keturunan Arab.

Tempat dibacakannya Sumpah Pemuda
Pada tanggal 28 Oktober 1928 bangunan di jalan Kramat Raya 106 adalah tempat dibacakannya Sumpah Pemuda. Lokasi tersebut adalah sebuah rumah pondokan yang dijadikan tempat untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.

Berikut ini adalah bunyi "Sumpah Pemuda" sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan van Ophuysen.

Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Rumusan Kongres
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis oleh Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan secara terperinci oleh Yamin. Dalam peristiwa sumpah pemuda diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia yang pertama kalinya, lagu ini diciptakan oleh W.R. Soepratman.

Referensi :
http://galihpermanaworks.blogspot.co.id/2014/11/latar-belakang-pemuda-dan-sumpah-pemuda.html
http://brainly.co.id/tugas/962639

Senin, 12 Oktober 2015

MASALAH SOSIAL(KEPENDUDUKAN)



Komposisi Penduduk Indonesia

Komposisi penduduk adalah pengelompokkan penduduk menurut umur, jenis kelamin, mata pencaharian maupun agama. Berdasarkan umur, penduduk dapat digolongkan menjadi Penduduk usia produktif dan penduduk usia non produktif. Penduduk usia produktif adalah penduduk pada kelompok usia antara 15 – 64 tahun, di mana pada kelompok usia ini mereka sudah memiliki penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Penduduk usia non­produktif adalah penduduk pada kelompok usia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun, di mana penduduk pada kelompok ini belum mempunyai penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri. Biasanya komposisi penduduk ini digambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Selain itu, melalui piramida penduduk kita juga dapat memperkirakan keadaan penduduk di masa datang. Piramida penduduk biasanya menyajikan data kependudukan berupa jenis kelamin dan umur, yang di gambarkan dengan dua grafik batang berlawanan arah dengan posisi horizontal.



Sumbu vertikal menggambarkan kelompok umur sedangkan sumbu horizontal menggambarkan jumlah penduduk. Sayap sebelah kiri piramida menggambarkan jumlah penduduk laki­laki, sedangkan sayap sebelah kanan piramida menggambarkan jumlah penduduk perempuan. Berdasarkan bentuknya, piramida penduduk dibedakan menjadi piramida penduduk ekspansif, konstruktif, dan stasioner. Piramida ekspansif cirinya melebar di bagian bawah dan semakin meruncing di bagian atasnya. Bentuk piramida konstruktif mengecil di kelompok umur muda, melebar di kelompok umur dewasa, dan mengecil kembali di kelompok umur tua. Sedangkan ciri bentuk piramida stationer adalah bentuknya yang relatif rata atau sama di tiap kelompok umur.

Permasalahan Kependudukan

Indonesia yang memiliki semua sumber daya alam maupun sumber daya manusia akan tetapi sepertinya belum muncul ke permukaan 100%, masih banyak yang belum tergali, sehingga menyebabkan Negara Indonesia terkesan lambat dalam proses pembangunannya.Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya, Negara Indonesia belum mampu menyejahterakan penduduknya. Berbagai dampak atas banyaknya penduduk yang belum sejahtera akan mengakibatkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan kependudukan. Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain :

1. Permasalahan Kuantitas Penduduk di Indonesia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kuantitas penduduk sebagai berikut :
a.      Jumlah Penduduk Indonesia
Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari jumlah penduduk yang ada. Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
b.     Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Peningkatan penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia Lebih kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.
c.      Kepadatan penduduk Indonesia
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang dihuni. Ukuran yang digunakan biasanya adalah jumlah penduduk setiap satu km2 atau setiap 1mil2. permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh dsb.
d.     Susunan penduduk Indonesia
Sejak sensesus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas atau ekspansif. Artinya pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua. Susunan penduduk yang seperti itu memberikan konsekuensi terhadap hal-hal berikut :
–          Penyediaan fasilitas kesehatan.
–          Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah.
–          Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja.
–          Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia muda.

Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan Kependudukan :
1)     Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk,
Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran,menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
2)     Pemerataan Persebaran Penduduk,
Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
2. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap pembangunan adalah sebagai berikut :
a.      Masalah Tingkat Pendidikan
Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:
  1. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
  2. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
  3. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah :
  1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
  2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
b.     Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan:
  1. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
  2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
  3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
  4. Gizi yang rendah.
  5. Penyakit menular.
  6. Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).
c.      Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan
Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini disebabkan oleh:
  1. Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
  2. Jumlah penduduk banyak.
  3. Besarnya angka ketergantungan.

Dampak Masalah Kependudukan Terhadap Pembangunan.
Berbagai fenomena kependudukan di segala bidang : ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan (Ipoleksosbudhankam), akan berdampak pada pembangunan di Indonesia.

Dampak permasalahan kependudukan dapat diidentifikasi sebagi berikut;
·         Penyempitan lahan di perkotaan akibat pembangunan industri dan perumahan.
·         Turunnya kualitas lingkungan, misalnya karena pencemaran lingkungan akibat pembangunan industri.
·         Berubahnya fungsi lahan dari pertanian mejadi industri/perumahan. Hal ini meyebabkan Pemilikan lahan semakin sempit, akibat adanya polarisasi pemilikan lahan pertanian dan pertambahan penduduk di perdesaan yang menyebabkan terjadinya pengangguran tidak kentara.
·         Ubanisasi mengakibatkan di desa kekurangan tenaga kerja.
·         Ketimpangan persebaran penduduk di daerah pusat kota dengan daerah di pelosok desa, menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan, serta minimnya sumber daya berkualitas.
·         Pada daerah yang padat penduduknya, terjadi kelebihan sumber daya manusia sehingga dapat menyebabkan terjadi pengangguran, pemukiman kumuh, dan kemiskinan.
·         Terganggunya stabilitas keamanan.
·         Sulitnya persaingan di dunia kerja mengakibatkan merebaknya sektor­sektor informal, seperti pedagang kaki lima, pengamen, dan sebagainya yang terkadang keberadaannya dapat mengganggu ketertiban.

Upaya Pengendalian Masalah Kependudukan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi masalah kependudukan di Indonesia, yaitu :
1.      Menekan angka kelahiran.
Untuk mengurangi angka kelahiran dapat diadakan program keluarga berencana (KB), membatasi usia nikah dengan yang terdapat didalam Undang­Undang Perkawinan, tunjangan anak bagi PNS/ABRI dibatasi hanya sampai anak kedua, kesadaran akan pentingnya pendidikan yang tinggi dan penundaan pernikahan usia muda.
2.      Mengendalikan perpindahan penduduk.
Transmigrasi dilakukan dan dibangun industri di wilayah jarang penduduk supaya mengurangi kepadatan penduduk di daerah tertentu. Sebaliknya, urbanisasi dicegah Pencegahan dengan cara pemerataan pembangunan hingga pelosok, perbaikan sarana prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi pedesaan, supaya penduduk desa tidak berbondong­bondong pindah ke kota, karena desanya sudah menyediakan fasilitas untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya.
    3. Meningkatkan Kualitas penduduk.
·         Peningkatan kualitas penduduk dapat dilakukan dengan cara­cara sebagai berikut; dibidang kesehatan. Dilakukan penyusunan pedoman gizi yang dapat dicapai oleh penduduk, dibangun fasilitas kesehatan berupa rumah sakit dan puskesmas, serta jumlah dokter dan perawat yang ditambah dan disebarkan ke seluruh pelosok tanah air.
·         dibidang pendidikan, diadakan kelompok belajar paket dan sekolah terbuka supaya sekolah tersebut tidak mengganggu kegiatan lainnya, dilaksanakan program wajib belajar sembilan tahun, program orang tua asuh, serta pemberian beasiswa bagi murid yang kurang mampu.

·         dibidang sosial. Dilaksanakan program pengentasan kemiskinan atau peningkatan keterampilan untuk meningkatkan pendapatan keluarga



Referensi:
http://ardiyansarutobi.blogspot.co.id/2015/08/permasalahan-kependudukan-indonesia-dampak.html
https://sabangsampaimeraoke.wordpress.com/masalah-kependudukan-dan-solusinya/